Perang hanyalah klaim kebenaran sepihak. Sementara masing-masing dari mereka, menamai dirinya kebenaran.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan cinta, diciptakannya rindu dan semua belukar rasa. Sesungguhnya daripada tanda-tanda itu, kaulah penyebabnya.
Indonesia belum merdeka. Merdekanya nanti, jika rakyatnya sudah tidak lagi menjadi alat perangnya para penguasa.
Di semesta ini, tak ada yang benar-benar sendiri. Bahkan perihal kepergian. Tenanglah, engkau masih ditemani sepi.
Kelak sepasang matamu, akan menampung samudra yang engkau ciptakan dari ketiadaanku. Kelak ketiadaanku, akan menguras pasangnya laut sebagai mendung di matamu, yang menjadikannya berguguran. Kelak sepasang pipimu, akan menjadi derasnya selat yang mempertemukan antara air matamu dengan ketiadaanku.
Kekasih, pernah adalah kata paling musibah, perintah yang menghantarkanmu kepada punah. Kekasih, pernah adalah denyut paling wabah, titah yang memenjarakanmu ke dalam musnah. Kekasih, setelah kata itu, kaubelah aku dari dirimu. Aku yang serakah pada salah, kau yang kalah pada amarah. Kita kisah yang rekah. Kekasih, setelah kata itu, kaupecah aku dari utuhmu. Aku yang rebah pada serapah, kau yang payah pada pasrah. Kita kisah yang pisah.